menu bar

Rabu, 04 Juni 2014

STANDARD DEVIASI KUAT TEKAN BETON

Gambar 1. Beton


Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih sangat banyak dipakai dalam pembangunan fisik. Harganya yang relatif murah dan kemudahan dalam pelaksanaannya membuat beton semakin tak tergantikan dalam dunia konstruksi. Namun selain keuntungan yang dimilikinya beton juga memiliki beberapa kekurangan seperti tegangan tarik yang rendah, daktibilitas rendah, dan keseragaman mutu yang bervariatif. Karena kekurangan yang dimiliknya maka diperluakan pengetahuan yang cukup luas,antara lain mengenai sifat bahan dasarnya, cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan tambahnya agar dapat meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih maksimal.
             Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. . Dalam pengertian umum beton berarti campuran bahan bangunan berupa pasir dan kerikil atau koral kemudian diikat semen bercampur air. Sifat beton berubah karena sifat semen, agregat dan air, maupun perbandingan pencampurannya. Untuk mendapatkan beton optimum pada penggunaan yang khas, perlu dipilih bahan yang sesuai dan dicampur secara tepat.



Dalam ilmu statistika, standar deviasi sering disebut dengan simpangan baku (yang biasanya dilambangkan dengan huruf S) yaitu suatu ukuran yang menggambarkan tingkat penyebaran data dari nilai rata-rata.
Formula yang digunakan untuk menghitung standar deviasi tersebut adalah:
Rumus standar deviasi





Keterangan :
Xi  = Data kuat tekan masing-masing benda uji (x1, x2, x3, dst)
Xrt = Data kuat tekan rata-rata dari semua benda uji
n   = Jumlah benda uji
            Rumus Uji Kuat Tekan Beton (F’c):
F’c = Xrt – (1,645 x S
 Pengujian kuat tekan beton dimaksudkan untuk mengetahui nilai kuat tekan beton melalui mesin tekan beton. Besarnya kuat tekan beton ini menunjukkan baik tidaknya mutu pelaksanaan beton. Apabila mutu pelaksanaan beton dan benar maka akan didapat mutu beton sesuai dengan yang diinginkan. Kuat tekan juga dapat diartikan sebagai beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.

Tabel 1. Data hasil penelitian
Jumlah benda uji yang harus diuji adalah 30 benda uji, apabila kurang dari 30 maka harus dilakukan penyesuaian deviasi dengan factor pengali sebagai berikut :


Ø  Jumlah contoh
Faktor Penggali
kurang dari 15
-
15
1,16
20
1,08
25
1,03
30 atau lebih
1,00

Tabel faktor penggali


            Jika jumlah benda uji kurang dari 10 buah atau jika tidak tersedia data hasil pengujian, maka nilai kekuatan di lapangan harus dilebihkan minimal dengan nilai sebagai berikut :

Kuat Tekan Karakteristik
(Mpa)
Nilai Kekuatan Lebih Yang ditambahkan (Mpa)
< 21
21 – 35
> 35 atau lebih
F’c + 7
F’c + 8,5
F’c + 10

Xrt = 2248,6 : 10
       = 224,86 kg/cm²
Dari hasil penelitian pada pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1. Kuat tekan karakteristik tidak dihitung karena jumlah benda uji 10 buah sedangkan syarat minimum 15 buah. Dari hasil diperolah kuat tekan rata-rata (Xrt) = 224,86 kg/cm2. Ini berarti tidak tercapai mutu beton yang disyaratkan K-300, karena untuk mutu beton K-300, kuat tekan rata – rata yang disyaratkan (Xrt) rata-rata = 380 kg/cm2. Dengan melihat hasil kuat tekan yang dicapai maka perlu dilakukan Trial Mix (kadar semen diturunkan).

6 komentar:

  1. Nama : M. Rizal Efendi
    Nrp : 3113041039

    Langkah kerja untuk membuat benda uji
    1. Mengisi cetakan dengan beton segar sampai penuh.
    2. Memadatkannya dengan meja getar hingga rata
    3. Mendiamkan beton dalam cetakan selama 24 jam pada tempat datar.
    4. Membuka cetakan dan rendam beton selama waktu yang ditentukan
    5. Mengeluarkan benda uji dari bak perendaman, membiarkannya ± 4 jam.
    6. Menimbang beratnya dan mengukur dimensinya.
    7. Meletakkan benda uji pada mesin tekan.
    8. menjalankan mesin tekan sampai batas maksimum.
    9. Menghitung kuat tekan beton.

    sumber : http://rickyhamzah.blogspot.com/2011/04/kuat-tekan-beton-metode-aci.html

    BalasHapus
  2. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  3. Moh. Dawwas Izzudin R
    3113041046

    Untuk angka 1,645 adalah koefisien keandalan untuk probabilitas 5% dalam menerima bahan dengan
    kekuatan di bawah batas bawah yang ditentukan, khususnya kekuatan tertentu pada umur yang
    ditentukan.
    Data di atas sudah masuk dalam SNI 03-6805-2002.

    sumber : http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20120809162341.pdf

    BalasHapus
  4. Boleh di jelaskan senior tentang standar deviasi dalam pencampuran (within batch) dan standar dviasi antar campuran (batch to batch) terimakasih...
    salam sipil

    BalasHapus
  5. Mohon nanya senior,untuk deviasi standar misalkan pake cukup apa saja pengaruhnya.

    BalasHapus