Gambar 1. Beton
Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang masih
sangat banyak dipakai dalam pembangunan fisik. Harganya yang relatif murah dan
kemudahan dalam pelaksanaannya membuat beton semakin tak tergantikan dalam
dunia konstruksi. Namun selain keuntungan yang dimilikinya beton juga memiliki
beberapa kekurangan seperti tegangan tarik yang rendah, daktibilitas rendah,
dan keseragaman mutu yang bervariatif. Karena kekurangan yang dimiliknya maka
diperluakan pengetahuan yang cukup luas,antara lain mengenai sifat bahan
dasarnya, cara pembuatannya, cara evaluasi, dan variasi bahan tambahnya agar
dapat meningkatkan fungsi beton itu sendiri menjadi lebih maksimal.
Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. . Dalam pengertian umum beton berarti campuran bahan bangunan berupa pasir dan kerikil atau koral kemudian diikat semen bercampur air. Sifat beton berubah karena sifat semen, agregat dan air, maupun perbandingan pencampurannya. Untuk mendapatkan beton optimum pada penggunaan yang khas, perlu dipilih bahan yang sesuai dan dicampur secara tepat.
Beton adalah campuran antara semen, agregat halus, agregat kasar, dan air, dengan atau tanpa bahan campuran tambahan yang membentuk massa padat. . Dalam pengertian umum beton berarti campuran bahan bangunan berupa pasir dan kerikil atau koral kemudian diikat semen bercampur air. Sifat beton berubah karena sifat semen, agregat dan air, maupun perbandingan pencampurannya. Untuk mendapatkan beton optimum pada penggunaan yang khas, perlu dipilih bahan yang sesuai dan dicampur secara tepat.
Dalam
ilmu statistika, standar deviasi sering disebut dengan simpangan baku (yang biasanya dilambangkan dengan huruf S)
yaitu suatu ukuran yang menggambarkan tingkat penyebaran data dari nilai
rata-rata.
Formula
yang digunakan untuk menghitung standar deviasi tersebut adalah:
Rumus standar deviasi
Keterangan
:
Xi = Data kuat
tekan masing-masing benda uji (x1, x2, x3, dst)
Xrt = Data kuat tekan rata-rata dari semua benda uji
n = Jumlah benda
uji
Rumus
Uji Kuat Tekan Beton (F’c):
F’c = Xrt – (1,645 x S
Pengujian
kuat tekan beton dimaksudkan untuk mengetahui nilai kuat tekan beton melalui
mesin tekan beton. Besarnya kuat tekan beton ini menunjukkan baik tidaknya mutu
pelaksanaan beton. Apabila mutu pelaksanaan beton dan benar maka akan didapat
mutu beton sesuai dengan yang diinginkan. Kuat tekan juga dapat diartikan
sebagai beban persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.
Tabel 1. Data hasil penelitian
Jumlah benda uji yang harus diuji adalah
30 benda uji, apabila kurang dari 30 maka harus dilakukan penyesuaian deviasi
dengan factor pengali sebagai berikut :
Ø Jumlah contoh
|
Faktor Penggali
|
kurang dari 15
|
-
|
15
|
1,16
|
20
|
1,08
|
25
|
1,03
|
30 atau lebih
|
1,00
|
Tabel faktor penggali
Jika
jumlah benda uji kurang dari 10 buah atau jika tidak tersedia data hasil
pengujian, maka nilai kekuatan di lapangan harus dilebihkan minimal dengan
nilai sebagai berikut :
Kuat Tekan Karakteristik
(Mpa)
|
Nilai Kekuatan Lebih Yang ditambahkan (Mpa)
|
< 21
21 – 35
> 35 atau lebih
|
F’c + 7
F’c + 8,5
F’c + 10
|
Xrt = 2248,6 : 10
= 224,86 kg/cm²
Dari
hasil penelitian pada pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut.
1. Kuat tekan karakteristik tidak dihitung karena jumlah benda uji 10 buah
sedangkan syarat minimum 15 buah. Dari hasil diperolah kuat tekan rata-rata (Xrt) = 224,86 kg/cm2. Ini berarti
tidak tercapai mutu beton yang disyaratkan K-300, karena untuk mutu beton K-300, kuat
tekan rata – rata yang disyaratkan (Xrt) rata-rata = 380 kg/cm2. Dengan melihat hasil kuat tekan yang
dicapai maka perlu dilakukan Trial Mix (kadar semen diturunkan).
2. Pada garis besarnya, apabila Uji
Kuat Tekan Beton semakin banyak, maka Standard Deviasi Kuat Tekan Beton akan
semakin kecil dan Nilai Kuat Tekan Beton akan semakin Besar.
Sumber :
Nama : M. Rizal Efendi
BalasHapusNrp : 3113041039
Langkah kerja untuk membuat benda uji
1. Mengisi cetakan dengan beton segar sampai penuh.
2. Memadatkannya dengan meja getar hingga rata
3. Mendiamkan beton dalam cetakan selama 24 jam pada tempat datar.
4. Membuka cetakan dan rendam beton selama waktu yang ditentukan
5. Mengeluarkan benda uji dari bak perendaman, membiarkannya ± 4 jam.
6. Menimbang beratnya dan mengukur dimensinya.
7. Meletakkan benda uji pada mesin tekan.
8. menjalankan mesin tekan sampai batas maksimum.
9. Menghitung kuat tekan beton.
sumber : http://rickyhamzah.blogspot.com/2011/04/kuat-tekan-beton-metode-aci.html
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusMoh. Dawwas Izzudin R
BalasHapus3113041046
Untuk angka 1,645 adalah koefisien keandalan untuk probabilitas 5% dalam menerima bahan dengan
kekuatan di bawah batas bawah yang ditentukan, khususnya kekuatan tertentu pada umur yang
ditentukan.
Data di atas sudah masuk dalam SNI 03-6805-2002.
sumber : http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20120809162341.pdf
Ijin copas gan
BalasHapusBoleh di jelaskan senior tentang standar deviasi dalam pencampuran (within batch) dan standar dviasi antar campuran (batch to batch) terimakasih...
BalasHapussalam sipil
Mohon nanya senior,untuk deviasi standar misalkan pake cukup apa saja pengaruhnya.
BalasHapus